Berpuasa di bulan Ramadhan memang wajib hukumnya bagi muslim yang memang telah memenuhi syarat berpuasa. Namun, bila bunda sedang menyusui, menurut hukum Islam, bunda diberi keringanan untuk boleh tidak berpuasa. Alasan medis yang mendasari diperbolehkannya ibu menyusui tidak berpuasa adalah kondisi si ibu sendiri yang umumnya kurang mendukung untuk bisa menjalankan ibadah puasa. Bila ibu menyusui dipaksakan untuk berpuasa, dikhawatirkan dapat membahayakan sang ibu maupun bayi. Kewajiban puasa bisa dikompensasikan di kemudian hari.
Bila bunda masih menyusui tapi bayi sudah mendapatkan makanan tambahan (di atas usia 4 sampai 6 bulan), bunda boleh saja berpuasa. Bunda bisa mengatur dengan cara menyusui dalam frekuensi lebih di malam hari dan memberikan makanan pendamping sesuai kebutuhan gizi si Kecil.
Kekhawatiran bila bunda menyusui berpuasa adalah berkurangnya produksi ASI. Studi menunjukkan bahwa puasa dapat menyebabkan penyapihan dini dan membuat proses menyusui terpaksa berhenti mendadak. Efek ini bisa muncul dalam proses puasa jangka panjang seperti Ramadhan, tidak pada puasa jangka pendek (berpuasa hanya satu hari).
Tapi bagi bunda yang ingin tetap berpuasa selama menyusui bunda bisa mencoba tips berikut :
1. Konsumsi vitamin.
Ketika menyusui produksi ASI berkurang. Hal itu disebabkan oleh hormon oksitosin. Apalagi jika ibu menyusui berpuasa. Persediaan ASI pasti tak sebanyak ketika tidak berpuasa. Agar produksi ASI tidak berkurang terlalu banyak, tidak ada salahnya ibu menyusui mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI saat sahur dan berbuka, misalnya buah pepaya, sayur katuk, bayam, kacang-kacangan, atau mengonsumsi vitamin yang bisa menambah produksi ASI.
Usahakan bayi banyak menyusu saat malam hari, yaitu setelah sang ibu berbuka puasa. Sebab, ketika itu produksi ASI meningkat. Hal ini perlu dilakukan agar kebutuhan ASI bagi bayi tetap terpenuhi meski pun ibu berpuasa.
2. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
Kebutuhan kalori ibu menyusui lebih besar daripada ibu yang sedang tidak menyusui. Usahakan bunda tetap makan tiga kali sehari. Saat sahur, berbuka, dan malam hari setelah berbuka. Agar kebutuhan kalori bunda dan si kecil tercukupi. Komposisi makanan yang seimbang dan bergizi akan berpengaruh terhadap kualitas dan produksi ASI. Tentu saja hal itu akan memengaruhi tumbuh kembang si kecil.
3. Istirahat secukupnya
Merawat bayi yang masih menyusui cukup menguras tenaga. Bunda menyusui perlu waktu istirahat yang cukup untuk mengisi energi kembali. Saat anak tidur siang, usahakan bunda juga menyempatkan waktu untuk tidur siang. Agar setelah anak bangun kembali, kondisi tubuh bunda sudah lebih segar dan siap memenuhi kebutuhan si kecil.
4. Perbanyak konsumsi air putih
Ketika sahur dan berbuka jangan lupa banyak konsumsi air putih. Paling tidak tubuh manusia membutuhkan dua liter air perhari. Usahakan meminum susu saat sahur, selain membantu mengurangi lapar saat puasa, susu juga berguna untuk mencegah anemia pada ibu menyusui. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat di dalam susu juga baik untuk meningkatkan kualitas ASI ibu menyusui. Banyak mengonsumsi air mineral juga mencegah dehidrasi. Saat berpuasa cairan tubuh banyak berkurang. Karena selama belasan jam ketika berpuasa bunda tidak mengonsumsi makanan dan minuman.
5. Memperhatikan kondisi tubuh bunda.
Jika selama puasa bunda merasakan gejala-gejala dehidrasi, selama berpuasa bunda akan kehilangan banyak cairan tubuh, ditambah lagi harus menyusui. Dehidrasi dapat membahayakan keselamatan bunda. Saat mengalami dehidrasi biasanya bunda akan merasa haus yang sangat parah dan mulut kering.Selain itu, gejala menderita dehidrasi, tubuh terasa sangat lemas dan merasa seperti akan pingsan, pusing atau sakit kepala hebat, dan berkurangnya produksi urin, sehingga urin berwarna gelap dan berbau tajam. Jika bunda merasakan gejala-gejala itu saat berpuasa lebih baik ibu berbuka puasa.
Nah bunda semoga tips diatas bermanfaat ya, puasa hukumnya wajib untuk setiap muslim tetapi tidak untuk dipaksakan bagi orang yang hamil atau menyusui.
Semoga bermanfaat bunda.